DIDIKAN KURANG BIJAK, AKHLAK ANAK TERINJAK
me Di sekitar kehidupan keluarga masih kita jumpai pendidik yang kasar dan keras, baik dengan perkataan dan perbuatan, sedangkan pendidikan yang pertama adalah didikan dari lingkungan keluarga. Orang tua yang mempunyai wewenang untuk mengajari anak, mengdiktenya, memarahinya jika berbuat salah dan menghukumnya. Pola didikan yang seperti ini sangat kurang baik untuk jiwa si anak. Muhammad Rasyid Dimas seorang  pakar pendidikan mengatakan bahwa, sangat berbahaya bagi  jiwa si anak jika sikap orangtua dalam mendidik anak menggunakan pola yang kurang bijak, sehingga akan menjadikan seorang anak merasa ditindas, diintimidasi, sehingga dapat menyebabkan luka di dalam jiwanya. Jiwanya akan merasa sumpek, malas, cenderung untuk berdusta. Karena dia sangat  takut dengan tindakan kekerasan yang dilakukan oleh orang tuanya, kemudian untuk melampiaskan kekesalannya, dia sampai berbuat sesuatu yang menyimpang, dan merubah kebiasaan itu menjadi akhlak yang tak terpuji. Maka perlu kesadaran orang tua dan para pendidik, bahwa untuk mendidik seorang anak dengan sistem kekerasan sangatlah kurang baik Kekerasan bila melukai motivasi jiwa si anak dan membuat proses pertumbuhan elemen-elemen yang sangat penting dalam dirinya seperti kreativitas, kreasi, inovasi termasuk rasa percaya dirinya. Mendidik seorang anak dengan kelembutan bukan berarti mentiadakan hukuman untuk prilaku anak yang salah. Dalam menghukum seorang anak hendaknya dengan aturannya, adil dan jangan sewenang-wenang. Dengan caram menumbuhkan rasa keceriaan, kesenangan, akan jauh lebih efektif untuk mempengaruhi jiwa dan akal si anak, sehingga anak akan menjadi penurut dan mau mendengarkan perintah kita. Beberapa yang harus di perhatikan saat memberikan hukuman jangan sampai keterlaluan -          Tidak memukul daerah muka dan kepala -          Jangan memukul anak sebelum usianya sepuluh tahun -          Tidak menyerahkan hukuman kepada orang lain -          Jangan jadikan sebuah hukuman menjadi sarana untuk mempermalukan anak di depan umum -          Menghindari hukuman fisik saat marah -          Hukuman fisik seharusnya menjadi jalan terakhir -          Berilah kesempatan anak untuk memperbaiki kesalahannya dan meminta maaf   Jika hukuman fisik ataupun nonfisik dilakukan dengan cara yang adil, maka penerimaannya juga akan lebih efektif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *